Kali ini saya akan membuat kesimpulan dan refleksi diri dari apa yang sudah saya pelajari di LMS Calon guru pengerak angkatan 5.
PENDIDIKAN GURU PENGERAK
ANGKATAN 5
Tri Purwanto
Unit Kerja SDN Kalisari 03
Kelas 5.31. Sri Wasono Widodo
PROVINSI DKI JAKARTA
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
TAHUN 2022
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi
Modul 1.1
KESIMPULAN |
|
Ø Bapak Ki Hajar Dewantara meletakkan beberapa konsepsi sebagai Dasar Pendidikan Nasional. Pemikiran-pemikiran beliau menjadi acuan para seniman pendidikan (guru, pemangku kebijakan, orang tua, dan pejuang pendidikan) untuk menyelenggarakan pendidikan yang mencerminkan “Merdeka Belajar”. Dasar-dasar pendidikan inilah yang harus dijadikan pedoman dalam pendidikan untuk memanusiakan manusia sesuai dengan kodratnya. Menurut saya pendidikan harus memberikan kebebasan guru untuk melakukan ide kreatif atau melakukan pembelajaran dengan mengembangkan kearifan lokal yang berada di sekitar peserta didik. Ø
Pendidikan kolonial belanda hanya belajar
membaca, menulis dan berhitung bagi hanya sebgaian kecil orang yang mendukung
usaha dagang Hindia Belanda. 1920 lahirlah cita-cita baru dalam pendidikan
dan pengajaran dan tahun 1922 lahir taman siswa di jogjakarta sebagai gerbang
emas perubahan, dan gerbang rakyat untuk bebas dan merdeka. Mnurut saya pendidikan sekarang sudah dapat melakukan pendidikan yang merata dan gratis namun ada bebrapa daerah tertinggal yang belum dapat pendidikan yang memadai.Saya berharap kita dapat belajar pada pendidikan kolonial yang hanya belajar baca, tulis dan hitung seadanya. saya sebagai guru akan berusaha mengembangkan peserta didik agar memiliki keterampilan abad 21. Ø
Kerangka pemikiran KHD dasar-dadar pendidikan, pendidikan adalah
tuntatan dalam hidup. Teori montesori mengartikan belajar melalui panca
indra, Teori Frobel belajar lewat indra dan permainan dan pendirian taman
siswa oleh KHD. Saya sudah menerapkan pendekatan Frobel pada kegiatan pembelajaran sehar-hari. saya seminggu sekali minimal melakukan permainan di luar kelas atau di dalam kelas. Ø Pendidikan dan pengajaran. pendidikan(Opvoeding) memberi tuntunan (menuntun) terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), “Pendidikan dan Pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Saya sebagai pendidik dan pengajar selalu berusaha menjadi fasilitator dalam pemebelajaran. berusaha menciptakan pembelajaran yang aktif, menyenangkan dan bermakna. Ø
Pendidikan merupakan sebagai tempat persemaian
benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Pendidikan harus disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik. Menanam padi harus di tanam dan di rapat
sesuai padi. Petani tidak dapat memaksa agar mangga tumbuh menjadi jagung ataupun tanaman sayuran
sawi tumbuh menjadi pepaya. Begitupun dengan Guru / pendidik. Pendidik hanya
bisa menuntun dan merawat tumbuh kembangnya anak sesuai dengan kodratnya. Ø
Dasar Pendidikan yang Menuntun, KHD menjelaskan bahwa
tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Menurut saya pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang
ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki tingkah laku atau karakter. Saya berusaha memberikan pembelajaran yang membentuk karakter dan membentuk siswa yang beradab dan berilmu pengetahuan. Ø Kodrat Alam dan Kodrat Zaman KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan demengaitkan konten pembelajaran pada lingkungan di Jakarta Timur tepatnya di daerah Pasar Rebo agar peserta didik atau daerah dan lingkungan sekitarnya. dan peserta didik dapat mengikuti perkembangan zaman yaitu mampu memiliki keterampilan abad 21. Ø
Budi Pekerti, Menurut KHD, budi
pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran,
perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti
juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa
(afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Budi
Pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa
dan karya. Keselarasan hidup anak dilatih melalui pemahaman kesadaran diri
yang baik tentang kekuatan dirinya kemudian dilatih mengelola diri agar mampu
memiliki kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri dalam relasi sosialnya
sehingga ketika membuat sebuah keputusan yang bertanggungjawab dalam
kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang lain. Budi Pekerti melatih anak
untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan
diri) dan kemerdekaan orang lain. |
|
Refleksi terhadap pemikiran KHD |
|
1.
Apa yang
Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda
mempelajari modul 1.1? |
Saya berpikir bahwa tugas guru mentranfer
ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak atau pesrta didik. Saya
beranggapan peserta didik merupakan gelas kosong yang dapat kita isi dengan berbagai macam ilmu
pengethuan dan keterampilan. Saya beranggapan gelas tersebut menjadi yang
sesuai kita harapkan. Saya dalam pembelajaran lebih mengutamakan ketuntasan kurikulum sesuai dengan kompetensi yang ada dikurikulum dan cenderung melaksanakan
pembelajaran sesuai apa yang tertulis dalam kurikulum dan harus menyelesaikan
dalam satu semester sesuai dengan target kurikulum. Dalam pembelajaran di
kelas saya terfokus menyelesaikan target
kurikulum. Saya beranggapan jika siswa telah mencapai
ketuntasan minimal suatu kompetensi belajar siswa sudah sukses atau berhasil
dalam menyelesaikan kurikulum. Dalam penilaian pembelajaran lebih berfokus pada
penilaian kognitif atau pengetahuan. |
2. Apa yang berubah dari pemikiran
atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? |
Saya setelah mempelajari filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara.
Saya menyadari kekeliruan bahwa selama ini memadang anak gelas kosong atau
kertas kosong berubah. Setiap anak memiliki kodrat alam sehingga setiap anak
itu unik dan memiliki karakteristik yang berbeda. Peserta didik memiliki
bakat sendiri-sendiri sebagai objek dalam pembelajaran di kelas. Pserta didik sebagai Subjek pembelajaran Merekalah pemegang
kendali pembelajaran.
Pendidik harus
memfasilitasi belajar peserta didik agar mereka adapat menjadi manusia yang
seutuhnya. Dalam pembelajaran yang penting bukan keteuntasan
belajar namun bagaimana anak dapat mengembangkan minatnya sesuai dengan
kodrat alam dan kodrat zaman. Dalam pembelajaran kita dapat menciptakan
pembelajaran yang menuntunt peserta didik menjadi manusia yang berbudaya. |
3.
Apa yang
dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran
KHD? |
Saya berpikir bahwa tugas guru mentrasnfer
ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada
peserta didik. Saya merubak sudut pandang saya. Bahwa setiap anak
memiliki bakat dan minatnya tersendiri maka dalam pembelajaran saya akan
melakaukan pembelajaran berdiferensiasi. Saya
akan mengimplementasikan merdeka belajar yang
menghasilkan profil “Pelajar Pancasila” sudah seharusnya kita melakukan
perubahan-perubahan hebat di kelas kita untuk memberikan tuntunan terbaik
kepada peserta didik. Peserta didik diberi kebebasan untuk bereksplorasi,
berinovasi dan mengembangkan potensi sesuai dengan kodratnya masing-masing.
Tugas kita memberikan tuntunan, Saya dalam pembelajaran lebih mengutamakan ketuntasan kurikulum sesuai dengan kompetensi yang ada dikurikulum dan cenderung melaksanakan
pembelajaran sesuai apa yang tertulis dalam kurikulum. Saya akan menerapkan pembelajaran di kelas saya tidak berfokus pada
kurikulum menurut saya sekarang kurikulum merupakan alat untuk mencapai
tujuan pendidikan membentuk peerta didik yang beradab. Saya beranggapan jika siswa telah mencapai
ketuntasan minimal suatu kompetensi belajar siswa sudah sukses atau berhasil
dalam menyelesaikan kurikulum. Keberhasilan peserta didik bukannya angka atau
KKm saya akan mengedepankan sikap peserta didik dari pada kemampuan kognitif
atau KKM. Saya
selaku guru akan guru menjadi teladan, pemberi semangat serta
memberi dorongan dalam menanamkan nilai karakter kedisiplinan dan
kerjasama, tolong menolong dalam setiap kegiatan yang ada disekolah. Mendorong
dan memotivasi peserta didik untuk saling berbagi solidaritas jika ada salah
satu warga sekolah yang mengalami kekurangan misalnya alami musibah, orang
tua meninggal, membiasakan anak mencintai lingkungan kelas/ sekolah. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar